Globalisasi Teknologi Komputer di Indonesia


Selamat Datang....

Secara garis besar dunia ini sangat besar bila anda menyusuri dan melihat didalam peta .Dunia ini memiliki 4 Samudera,5 Benua dan memiliki ratusan Negara yang Aktif didalam dunia Globalisasi.
Negara negara maju sangatlah berperan dan bertanggung jawab didalam proses era Globalisasi pada saat ini.Negara berkembang hanya mengikuti dan membantu perkembangan era globalisasi pada saat ini.Para negara maju berbondong bondong untuk menciptakan teknologi teknologi canggih siapakah target mereka para negara berkembang yang memiliki sebgaian besar orang nya memiliki sifat menjadi konsumen.
Sebelum saya melanjutkan apa itu Era Globalisasi ???
Era Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat. Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an.Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan.Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi.Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.

Teknologi memunculkan globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal baru khususnya yang menyangkut informasi secara duniawi melalui media cetak dan elektronik. Secara terbatas globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi dunia. Misalnya, melalui televisi pada siaran berita, kita dapat melihat dan memperoleh informasi yang relatif singkat. Adanya kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan informasi yang datang dari luar pun dapat dengan mudah kita terima. Misalnya , lewat radio, televisi, internet dan lain-lain. Teknologi memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, dan Jepang merupakan contoh di mana masyarakat tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar. Keadaan semacam ini disebut modernisasi yang akan berkembang terus sampai melahirkan Era Globalisasi. Adanya globalisasi menyebabkan unsur-unsur budaya asing akan mudah masuk ke Indonesia. Budaya yang datang dari luar tidak semuanya positif bagi perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Tetapi unsur-unsur budaya asing yang masuk juga ada yang bersifat negatif. Pada umumnya unsur budaya kebendaan seperti peralatan yang mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat, mudah diterima oleh masyarakat. Misalnya, alat tulis-menulis yang banyak digunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.
Selain itu, unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat yang besar seperti radio transitor sebagai alat media massa yang termasuk unsur kebudyaan yang mudah diterima. Unsur-unsur tersebut dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima. Misalnya, mesin penggiling padi dengan biaya murah dan pengetahuan teknis yang sederhana dapat digunakan untuk melengkapi pabrik penggilingan. Unsur-unsur asing yang diterima tentunya lebih dulu mengalami proses pengolahan. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat misalnya unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan dan ideologi. Selain itu, unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama proses sosialisasi misalnya, makanan pokok suatu masyarakat juga termasuk salah satu unsur kebudayaan yang sulit diterima. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan yang sangat sulit diterima.
Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Hal ini akan membawa dampak positif dan negatif. Globalisasi memberikan dampak positif terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui sarana elektronik seperti radio, televisi, dan komputer serta sarana elektronik lainnya globalisasi dapat mempercepat keberhasilan pembangunan di bidang sumber daya manusia. Globalisasi menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi pada tiap individu. Selain itu, di bidang sosial budaya globalisasi juga memberikan dampak positif. Globalisasi dapat menumbuhkan dinamika yang terbuka pada individu sehingga tanggap akan adanya unsur-unsur pembaharuan. Dampak globalisasi tidak hanya bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negatif. Dampak negatif tersebut misalnya, dapat berupa goncangan budaya, pergeseran nilai-nilai budaya, dan ketimpangan budaya. Masuknya unsur-unsur globalisasi yang sangat gencar dalam waktu yang relatif cepat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial secara berkesinambungan. Hal ini menyebabkan anggota-anggota masyarakat tidak mampu mengukur tindakannya dan dan tidak dapat mengantisipasi arus globalisasi yang sedang berlangsung. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme, dan penyalahgunaan narkotika. Di dalam masyarakat seringkali terjadi ketidakserasian akan mengakibatkan kegoyahan dan keserasian masyarakat terganggu.

Perkembangan Teknologi  Informasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika


Harapan akan Dunia yang Lebih Makmur
Globalisasi ”telah memperkaya dunia secara sains maupun budaya serta memberikan manfaat ekonomi bagi banyak orang”, kata pemenang Hadiah Nobel dalam bidang ekonomi, Amartya Sen. Demikian pula, Human Development Report 1999 menandaskan bahwa globalisasi ”menawarkan potensi besar untuk memberantas kemiskinan pada abad ke-21”. Optimisme ini timbul karena adanya peningkatan kemakmuran secara dramatis sebagai hasil globalisasi. Dewasa ini, rata-rata keluarga di dunia memperoleh pendapatan tiga kali lebih banyak daripada 50 tahun yang lalu. Beberapa analis melihat keuntungan lain integrasi ekonomi: Mereka merasa hal itu akan membuat negara-negara lebih enggan berperang. Thomas L. Friedman, dalam bukunya The Lexus and the Olive Tree, menegaskan bahwa globalisasi ”menambah alasan untuk tidak berperang dan hal itu meningkatkan biaya perang dalam lebih banyak segi daripada di era-era sebelumnya dalam sejarah modern”. Bertambahnya interaksi di antara orang-orang juga berpotensi meningkatkan solidaritas global. Beberapa organisasi hak asasi manusia telah berhasil memanfaatkan sumber daya Internet untuk mencapai tujuan mereka secara efektif. Misalnya, perjanjian internasional tahun 1997 yang melarang ranjau darat, sebagian dicapai dengan menggunakan surat elektronik guna memobilisasi beragam kelompok pendukung dari seluruh dunia. Pendekatan yang lebih merakyat ini dielu-elukan sebagai ”cara baru mengadakan diplomasi internasional, manakala pemerintah dan masyarakat sipil bekerja sama dengan erat untuk mengatasi krisis kemanusiaan global”. Terlepas dari hasil-hasil positif ini, banyak orang masih khawatir bahwa pengaruh buruk globalisasi akan jauh lebih banyak daripada manfaatnya.

Kekhawatiran akan Dunia yang Lebih Terpecah Belah
Kemungkinan besar, kekhawatiran utama tentang pengaruh globalisasi adalah jurang yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin. Meskipun kemakmuran global tak diragukan lagi meningkat, hal itu terkonsentrasi hanya bagi segelintir negeri dan orang. Kekayaan bersih 200 orang terkaya di dunia sekarang melebihi gabungan pendapatan 40 persen penduduk planet ini—sekitar 2,4 miliar orang. Dan, sementara upah terus meningkat di negara-negara makmur, 80 negeri miskin sesungguhnya telah mengalami penurunan pendapatan rata-rata selama sepuluh tahun terakhir ini. Kekhawatiran mendasar lainnya berkaitan dengan lingkungan hidup. Globalisasi ekonomi telah dirangsang oleh kekuatan pasar yang lebih berminat pada laba ketimbang pada perlindungan planet ini. Agus Purnomo, kepala Dana Dunia untuk Alam di Indonesia, menjelaskan dilemanya, ”Kita senantiasa berlomba dengan pembangunan. . . . Saya khawatir bahwa satu dekade nanti, kita semua sudah punya kesadaran akan lingkungan hidup, tetapi sudah tidak ada lagi yang tersisa untuk dilindungi.” Orang-orang juga mengkhawatirkan pekerjaan mereka. Pekerjaan maupun pendapatan semakin tidak menentu, seraya merger global dan persaingan sengit menekan berbagai perusahaan untuk merampingkan operasi mereka. Mempekerjakan dan memecat karyawan sesuai dengan kebutuhan pasar terkini merupakan hal yang masuk akal bagi perusahaan yang ingin meningkatkan labanya, tetapi hal itu memporakporandakan kehidupan banyak orang. Globalisasi pasar uang telah menimbulkan faktor lain yang merusak kestabilan. Para investor internasional bisa saja menanamkan sejumlah besar uang ke negara-negara berkembang tetapi kemudian menariknya secara tiba-tiba sewaktu prospek ekonominya memburuk. Penarikan besar-besaran seperti itu dapat menjerumuskan satu demi satu negara ke dalam krisis ekonomi. Krisis moneter di Asia Timur selama tahun 1998 menyebabkan 13 juta orang kehilangan pekerjaan mereka. Di Indonesia, bahkan para pekerja yang tidak di-PHK pun mendapati bahwa daya beli gajinya merosot hingga 50 persen.
Oleh karena itu, tidak heran bila dikatakan bahwa globalisasi menimbulkan kekhawatiran dan juga harapan. Apakah Anda punya alasan untuk mengkhawatirkan globalisasi? Atau, dapatkah Anda mengharapkan bahwa globalisasi akan membuat kehidupan Anda lebih makmur? Apakah globalisasi telah memberi kita alasan untuk optimis tentang masa depan? Artikel kami berikutnya akan membahas pertanyaan-pertanyaan ini.

TEKNOLOGI PENDUKUNG GLOBALISASI

  Teknologi telah merevolusi komunikasi dalam dekade terakhir ini. Akses ke orang dan informasi hampir di setiap tempat di dunia—telah menjadi lebih cepat, murah, dan mudah. 

TELEVISI 
Sekarang, kebanyakan orang di dunia memiliki akses ke televisi, sekalipun bukan milik mereka sendiri. Pada tahun 1995, ada 253 perangkat TV bagi setiap 1.000 orang di seluruh dunia, hampir dua kali lipat jumlahnya tahun 1980. Hanya dengan memiliki sebuah piringan satelit kecil, penduduk daerah terpencil dapat menerima siaran dari seluruh dunia. ”Dewasa ini, tidak ada negara yang dapat benar-benar menyembunyikan diri dari media global,” kata Francis Fukuyama, seorang profesor di bidang ekonomi politik.

INTERNET  
Sekitar 300.000 pengguna baru tersambung ke Internet setiap minggunya. Pada tahun 1999, diperkirakan bahwa 700 juta orang akan bergabung pada tahun 2001. ”Hasilnya,” kata penulis Thomas L. Friedman, ”belum pernah dalam sejarah dunia, ada begitu banyak orang yang dapat mempelajari begitu banyak hal tentang kehidupan, produk, dan gagasan orang lain.”

TELEPON  
Kabel serat optik dan jaringan satelit telah memangkas biaya telepon. Biaya tiga menit telepon dari New York ke London merosot dari 245 dolar AS pada tahun 1930 menjadi 35 sen pada tahun 1999. Jaringan nirkabel telah menjadikan telepon seluler alat yang sama umumnya dengan komputer. Pada akhir tahun 2002, diperkirakan ada satu miliar pengguna telepon seluler, dan banyak dari pengguna ini akan dapat mengakses Internet melalui telepon mereka.

MICROCHIP  

Semua alat di atas, yang selalu ditingkatkan kemampuannya, bergantung pada microchip. Selama 30 tahun terakhir ini, kemampuan menghitung microchip