Selamat Datang....
Secara
garis besar dunia ini sangat besar bila anda menyusuri dan melihat didalam peta
.Dunia ini memiliki 4 Samudera,5 Benua dan memiliki ratusan Negara yang Aktif
didalam dunia Globalisasi.
Negara
negara maju sangatlah berperan dan bertanggung jawab didalam proses era
Globalisasi pada saat ini.Negara berkembang hanya mengikuti dan membantu
perkembangan era globalisasi pada saat ini.Para negara maju berbondong bondong
untuk menciptakan teknologi teknologi canggih siapakah target mereka para
negara berkembang yang memiliki sebgaian besar orang nya memiliki sifat menjadi
konsumen.
Sebelum
saya melanjutkan apa itu Era Globalisasi ???
Era
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan
aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan
telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor
utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Meski sejumlah pihak
menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern,
beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat
terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi
dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan
lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an.Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat
aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan
investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu
pengetahuan.Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim,
polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan
juga ada hubungannya dengan globalisasi.Proses globalisasi memengaruhi dan
dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan
lingkungan alam.
Teknologi
memunculkan globalisasi
Globalisasi
adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal baru khususnya yang
menyangkut informasi secara duniawi melalui media cetak dan elektronik. Secara
terbatas globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang
komunikasi dunia. Misalnya, melalui televisi pada siaran berita, kita dapat
melihat dan memperoleh informasi yang relatif singkat. Adanya kemajuan teknologi
dan komunikasi menyebabkan informasi yang datang dari luar pun dapat dengan
mudah kita terima. Misalnya , lewat radio, televisi, internet dan lain-lain.
Teknologi memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk
memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan
teknologi di Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis,
Jerman, dan Jepang merupakan contoh di mana masyarakat tidak lagi pasif
menghadapi tantangan alam sekitar. Keadaan semacam ini disebut modernisasi yang
akan berkembang terus sampai melahirkan Era Globalisasi. Adanya globalisasi
menyebabkan unsur-unsur budaya asing akan mudah masuk ke Indonesia. Budaya yang
datang dari luar tidak semuanya positif bagi perkembangan dan kehidupan bangsa
Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Tetapi unsur-unsur budaya asing yang
masuk juga ada yang bersifat negatif. Pada umumnya unsur budaya kebendaan
seperti peralatan yang mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat, mudah
diterima oleh masyarakat. Misalnya, alat tulis-menulis yang banyak digunakan
orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan Barat.
Selain
itu, unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat yang besar seperti radio
transitor sebagai alat media massa yang termasuk unsur kebudyaan yang mudah
diterima. Unsur-unsur tersebut dengan mudah disesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima. Misalnya, mesin penggiling padi dengan biaya murah
dan pengetahuan teknis yang sederhana dapat digunakan untuk melengkapi pabrik
penggilingan. Unsur-unsur asing yang diterima tentunya lebih dulu mengalami
proses pengolahan. Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat
misalnya unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan dan ideologi. Selain
itu, unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama proses sosialisasi
misalnya, makanan pokok suatu masyarakat juga termasuk salah satu unsur
kebudayaan yang sulit diterima. Dengan globalisasi berbagai unsur kebudayaan
yang sangat sulit diterima.
Dengan
globalisasi berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Dengan globalisasi
berbagai unsur kebudayaan juga akan masuk. Hal ini akan membawa dampak positif
dan negatif. Globalisasi memberikan dampak positif terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Melalui sarana elektronik seperti radio, televisi,
dan komputer serta sarana elektronik lainnya globalisasi dapat mempercepat
keberhasilan pembangunan di bidang sumber daya manusia. Globalisasi menumbuhkan
kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi pada tiap individu.
Selain itu, di bidang sosial budaya globalisasi juga memberikan dampak positif.
Globalisasi dapat menumbuhkan dinamika yang terbuka pada individu sehingga
tanggap akan adanya unsur-unsur pembaharuan. Dampak globalisasi tidak hanya
bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negatif. Dampak negatif tersebut
misalnya, dapat berupa goncangan budaya, pergeseran nilai-nilai budaya, dan
ketimpangan budaya. Masuknya unsur-unsur globalisasi yang sangat gencar dalam
waktu yang relatif cepat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan
sosial secara berkesinambungan. Hal ini menyebabkan anggota-anggota masyarakat
tidak mampu mengukur tindakannya dan dan tidak dapat mengantisipasi arus
globalisasi yang sedang berlangsung. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat
mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat
konsumerisme, dan penyalahgunaan narkotika. Di dalam masyarakat seringkali
terjadi ketidakserasian akan mengakibatkan kegoyahan dan keserasian masyarakat
terganggu.
Perkembangan
Teknologi Informasi
Teknologi
Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi,
pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis
untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer
untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi
digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat
diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang
kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains,
teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama
antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,
ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.
Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara
baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan
seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh
berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai
huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government,
e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy,
dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika
Harapan akan Dunia yang Lebih
Makmur
Globalisasi
”telah memperkaya dunia secara sains maupun budaya serta memberikan manfaat
ekonomi bagi banyak orang”, kata pemenang Hadiah Nobel dalam bidang ekonomi,
Amartya Sen. Demikian pula, Human Development Report 1999
menandaskan bahwa globalisasi ”menawarkan potensi besar untuk memberantas
kemiskinan pada abad ke-21”. Optimisme ini timbul karena adanya peningkatan
kemakmuran secara dramatis sebagai hasil globalisasi. Dewasa ini, rata-rata
keluarga di dunia memperoleh pendapatan tiga kali lebih banyak daripada 50 tahun
yang lalu. Beberapa analis melihat keuntungan lain integrasi ekonomi: Mereka
merasa hal itu akan membuat negara-negara lebih enggan berperang. Thomas
L. Friedman, dalam bukunya The Lexus and the Olive
Tree, menegaskan bahwa globalisasi ”menambah alasan untuk tidak
berperang dan hal itu meningkatkan biaya perang dalam lebih banyak segi
daripada di era-era sebelumnya dalam sejarah modern”. Bertambahnya interaksi di
antara orang-orang juga berpotensi meningkatkan solidaritas global. Beberapa
organisasi hak asasi manusia telah berhasil memanfaatkan sumber daya Internet
untuk mencapai tujuan mereka secara efektif. Misalnya, perjanjian internasional
tahun 1997 yang melarang ranjau darat, sebagian dicapai dengan menggunakan
surat elektronik guna memobilisasi beragam kelompok pendukung dari seluruh
dunia. Pendekatan yang lebih merakyat ini dielu-elukan sebagai ”cara baru
mengadakan diplomasi internasional, manakala pemerintah dan masyarakat sipil
bekerja sama dengan erat untuk mengatasi krisis kemanusiaan global”. Terlepas
dari hasil-hasil positif ini, banyak orang masih khawatir bahwa pengaruh buruk
globalisasi akan jauh lebih banyak daripada manfaatnya.
Kekhawatiran akan Dunia yang Lebih
Terpecah Belah
Kemungkinan
besar, kekhawatiran utama tentang pengaruh globalisasi adalah jurang yang
semakin lebar antara si kaya dan si miskin. Meskipun kemakmuran global tak
diragukan lagi meningkat, hal itu terkonsentrasi hanya bagi segelintir negeri
dan orang. Kekayaan bersih 200 orang terkaya di dunia sekarang melebihi
gabungan pendapatan 40 persen penduduk planet ini—sekitar 2,4 miliar
orang. Dan, sementara upah terus meningkat di negara-negara makmur, 80 negeri
miskin sesungguhnya telah mengalami penurunan pendapatan rata-rata
selama sepuluh tahun terakhir ini. Kekhawatiran mendasar lainnya berkaitan
dengan lingkungan hidup. Globalisasi ekonomi telah dirangsang oleh kekuatan
pasar yang lebih berminat pada laba ketimbang pada perlindungan planet ini.
Agus Purnomo, kepala Dana Dunia untuk Alam di Indonesia, menjelaskan dilemanya,
”Kita senantiasa berlomba dengan pembangunan. . . . Saya khawatir
bahwa satu dekade nanti, kita semua sudah punya kesadaran akan lingkungan
hidup, tetapi sudah tidak ada lagi yang tersisa untuk dilindungi.” Orang-orang
juga mengkhawatirkan pekerjaan mereka. Pekerjaan maupun pendapatan semakin
tidak menentu, seraya merger global dan persaingan sengit menekan berbagai
perusahaan untuk merampingkan operasi mereka. Mempekerjakan dan memecat
karyawan sesuai dengan kebutuhan pasar terkini merupakan hal yang masuk akal
bagi perusahaan yang ingin meningkatkan labanya, tetapi hal itu
memporakporandakan kehidupan banyak orang. Globalisasi pasar uang telah
menimbulkan faktor lain yang merusak kestabilan. Para investor internasional
bisa saja menanamkan sejumlah besar uang ke negara-negara berkembang tetapi
kemudian menariknya secara tiba-tiba sewaktu prospek ekonominya memburuk.
Penarikan besar-besaran seperti itu dapat menjerumuskan satu demi satu negara
ke dalam krisis ekonomi. Krisis moneter di Asia Timur selama tahun 1998
menyebabkan 13 juta orang kehilangan pekerjaan mereka. Di Indonesia,
bahkan para pekerja yang tidak di-PHK pun mendapati bahwa daya beli gajinya
merosot hingga 50 persen.
Oleh
karena itu, tidak heran bila dikatakan bahwa globalisasi menimbulkan
kekhawatiran dan juga harapan. Apakah Anda punya alasan untuk mengkhawatirkan
globalisasi? Atau, dapatkah Anda mengharapkan bahwa globalisasi akan membuat
kehidupan Anda lebih makmur? Apakah globalisasi telah memberi kita alasan untuk
optimis tentang masa depan? Artikel kami berikutnya akan membahas
pertanyaan-pertanyaan ini.
TEKNOLOGI PENDUKUNG GLOBALISASI
Teknologi
telah merevolusi komunikasi dalam dekade terakhir ini. Akses ke orang dan
informasi hampir di setiap tempat di dunia—telah menjadi lebih cepat,
murah, dan mudah.
TELEVISI
Sekarang,
kebanyakan orang di dunia memiliki akses ke televisi, sekalipun bukan milik
mereka sendiri. Pada tahun 1995, ada 253 perangkat TV bagi setiap 1.000
orang di seluruh dunia, hampir dua kali lipat jumlahnya tahun 1980. Hanya
dengan memiliki sebuah piringan satelit kecil, penduduk daerah terpencil dapat
menerima siaran dari seluruh dunia. ”Dewasa ini, tidak ada negara yang dapat
benar-benar menyembunyikan diri dari media global,” kata Francis Fukuyama,
seorang profesor di bidang ekonomi politik.
INTERNET
Sekitar
300.000 pengguna baru tersambung ke Internet setiap minggunya. Pada tahun 1999,
diperkirakan bahwa 700 juta orang akan bergabung pada tahun 2001. ”Hasilnya,”
kata penulis Thomas L. Friedman, ”belum pernah dalam sejarah dunia, ada
begitu banyak orang yang dapat mempelajari begitu banyak hal tentang kehidupan,
produk, dan gagasan orang lain.”
TELEPON
Kabel
serat optik dan jaringan satelit telah memangkas biaya telepon. Biaya tiga
menit telepon dari New York ke London merosot dari 245 dolar AS pada tahun 1930
menjadi 35 sen pada tahun 1999. Jaringan nirkabel telah menjadikan telepon
seluler alat yang sama umumnya dengan komputer. Pada akhir tahun 2002,
diperkirakan ada satu miliar pengguna telepon seluler, dan banyak dari pengguna
ini akan dapat mengakses Internet melalui telepon mereka.
MICROCHIP
Semua
alat di atas, yang selalu ditingkatkan kemampuannya, bergantung pada microchip.
Selama 30 tahun terakhir ini, kemampuan menghitung microchip